quotes

if you believe you can do it, you can do it
tataplah ke depan, percayalah akan masa depan yang pasti akan datang
tidak bisa bukan hal yang memalukan, yang memalukan adalah tidak mau mencobanya meskipun tahu tidak bisa

December 29, 2011

how to love someone

Love yourself first, before love anyone else
If you want to make someone fall in love with you, you'll have to fall in love with yourself first. Just as, if you want respect, you must demonstrate self-respect, no one worthy of your time is going to surrender their heart to someone who can't even impress themselves. Think of all the wonderful, interesting, clever, and enchanting parts of your personality and realize how valuable they make you as a person. If you can't think of many reasons to love yourself,love yourself anyhow. How you see yourself and treat yourself shows the rest of the world how you should be treated. Lead with an example of appreciation for the unique and fantastic person you are and others will follow. If you want to make someone fall in love with you, the first 'someone' should be YOU. (FROM http://www.facebook.com/Official.KID1412)

November 12, 2011

hope poem by Emily Bronte

Hope was but a timid friend; She sat without the grated den, Watching how my fate would tend, Even as selfish-hearted men. She was cruel in her fear; Through the bars, one dreary day, I looked out to see her there, And she turned her face away! Like a false guard, false watch keeping, Still, in strife, she whispered peace; She would sing while I was weeping; If I listened, she would cease. False she was, and unrelenting; When my last joys strewed the ground, Even Sorrow saw, repenting, Those sad relics scattered round; Hope, whose whisper would have given Balm to all my frenzied pain, Stretched her wings, and soared to heaven, Went, and ne'er returned again!

Poem

Were There Hope I was never in a league of noble gentlemen To whom she'd cast polite and flitting smiles, Only distant hope and dying dreams for me! Or perhaps descent into a game of wiles To give a chance of sipping wine on heady nights With her angelic presence to declare; Above, an aura playing out hypnotic hues, And I in awe of blonde cascades of hair. But no! my tiring soul is sinking in a mire To haunt me for an age and evermore, for How could I expect to hold her silken hand When I am but a soulless ghost of yore? Copyright Mark R Slaughter 2009 from: http://www.poemhunter.com/poem/were-there-hope/

November 09, 2011

sejarah sempoa

Sempoa Awal Alat bantu dalam pendidikan mental aritmatika adalah sebuah alat yang disebut SEMPOA atau ABAKUS. Alat hitung ini pertama kali ditemukan dalam sejarah Babilonia kuno dalam bentuk sebilah papan yang di atasnya ditaburi pasir sehingga orang bisa menulis atau menghitung dengan menggunakan tongkat atau jari. Lapisan tipis pasir tersebut akan tersebar merata di permukaan, dan simbol-simbol digambar di pasir. Untuk memulai sesuatu yang baru, hanya perlu mengguncangkan papan tersebut atau meratakan pasir tersebut dengan tangan. Itu sebabnya alat tersebut dinamai abakus yang berasal dari bahasa Yunani ABACOS, yang artinya menghapus debu. Tidak lama kemudian, penggunaan pasir ditinggalkan dan beralih ke penggunaan kerikil yang di tempatkan di alur terukir di batu papan penghitungan. Alat hitung tertua yang berhasil bertahan cukup lama adalah catatan Salamis, yang digunakan oleh orang Babilonia sekitar tahun 300 SM ini ditemukan pada tahun 1846 di Pulau Salamis. Alat ini terbuat dari marmer putih dan disimpan di Museum Nasional Prasasti, Athena. Kemudian papan hitung terbuat dari banyak bahan. Selain marmer yang digunakan oleh orang Yunani, perunggu yang digunakan oleh orang Romawi. Sebagai pendidikan dasar mereka, anak laki-laki di Yunani dan Roma belajar setidaknya beberapa aritmatika menggunakan abax atau sempoa. Bahkan Plato menyarankan, “Sebanyak yang diperlukan untuk tujuan perang dan manajemen rumah tangga dan pekerjaan pemerintah. Pada titik tertentu, orang-orang Romawi menambah alur tambahan antara setiap posisi desimal. Jadi sekarang, alurnya menunjukkan satuan, puluhan, lima puluhan, ratusan, lima ratusan, ribuan, dan lain-lain. Ini berhubungan dengan angka Romawi (I, X, L, C, D, M). Istilah Latin untuk kerikil adalah kalkulus. Jadi, sementara kalkulus dianggap matematika yang sulit, istilah sebenarnya mengacu pada papan hitung kuno dan kerikil (secara harfiah). Dalam upaya untuk perangkat hitung modern, orang Romawi menemukan sempoa tangan. Sempoa tangan ini terdiri dari plat logam dengan manik-manik logam yang disisipi sebuah slot di tengahnya. Manik-manik disambung, tetapi cukup longgar untuk menggerakkan manik-manik di dalamnya. Sempoa tangan Romawi dipamerkan di Museum Ilmiah London yang cocok dengan ukuran saku baju modern. Susunan manik seperti Soroban modern, dalam hal ini, slot atas berukuran lebih pendek dan berisi satu manik, dan slot bawah lebih panjang dengan berisi empat manik-manik. Beberapa orang percaya bahwa sempoa Romawi, yang di Cina dikenal dengan suan-pan, diperkenalkan ke Cina di awal era Kekristenan oleh para pedagang. Di pertengahan abad tersebut, alat hitung termasuk umum di sekitar Eropa. Di Prancis, alat hitung disebut jetons, yang terinspirasi dari sebuah sajak. Manik-manik Berbingkai Beberapa catatan pertama dari perangkat hitung yang digantung pada batang paralel telah ditemukan di antara peninggalan peradaban Maya. Sempoa Aztec, yang dikenal sebagai nepohualtzitzin, pada abad ke-10. Manik-manik hitung terbuat dari jagung yang digantung di sepanjang kabel paralel atau string dalam kerangka dari kayu. Sebagai tambahan, ada sebuah tiang di bingkai yang memisahkan alat penghitung menjadi tiga di atas dan empat di bawah. Sistem ini cukup konsisten dengan sistem (basis 20) vigesimal, diduga digunakan dalam peradaban Aztec kuno maupun oleh Basque di eropa. Setiap tiga manik di atas mewakili lima. Dan setiap empat manik bawah mewakili satu. Jadi sembilan belas dapat diwakili dalam setiap kolom. Selama abad ke-11, sempoa Cina, atau suan-pan ( ), ditemukan. Suan pan umumnya dianggap sebagai awal manik-manik sempoa pada batang. Istilah mandarin dari suan pan berarti piring hitung. Sebuah suan pan memiliki dua manik-manik di atas pembagi tengah yang disebut balok (atau tiang penghitung) dan lima manik-manik di bawahnya. Penggunaan suan pan menyebar ke Korea, dan kemudian ke Jepang selama akhir abad ke-15. Sempoa dibawa masuk ke Jepang oleh para pedagang dan bhiksu-bhiksu Buddha dari Cina. Orang Jepang menyebut sempoa dengan soroban. Awalnya soroban tampak mirip dengan suan pan yang memiliki dua manik-manik di atas dan lima manik-manik di bawah. Namun sektiar tahun 1850, soroban tersebut dimodifikasi sehingga hanya memiliki satu manik atas sambil mempertahankan lima manik-manik di bawah. Selanjutnya, soroban menghapus salah satu manik bawah pada tahun 1930. Sistem satu manik atas dan empat manik bawah (1/4) yang akhirnya digunakan di Jepang sampai saat ini. Pada tahun 1928, percobaan soroban dilakukan di Gedung Dagang dan Industru Jepang. Lebih dari satu juta orang mengikuti percobaan ini pada tahun 1959. Sistem soroban ini amat praktis sehingga membuat anak-anak Jepang amat menyukai aritmatika. Hal inilah yang membuat Jepang begitu cepat bangkit dari puing-puing kekalahannya pada Perang Dunia II. Dengan generasi muda yang menyukai bidang-bidang eksakta, masuknya Amerika yang membawa teknologi Barat membuat orang Jepang dengan mudahnya mampu meniru, memodifikasi, dan bahkan kini telah melampauinya. Fenomena ini tidak luput dari perhatian negara-negara tetangganya. Setelah perang Korea yang menyengsarakan pada dekade 50an, bangsa Korea (Korea Selatan) secara intensif mendidik generasi mudanya dengan aritmatika model Jepang sehingga pada dekade 60an, mereka sudah bisa mensejajarkan diri dengan negara-negara maju lainnya. Rusia merancang sempoa mereka, dan menyebutnya schoty. Schoty diciptakan sekitar abad ke-17. Schoty memiliki sepuluh manik-manik per batang, dan tidak memiliki batang pemisah. Setiap manik-manik dianggap sebagai satu. Biasanya manik kelima dan keenam diberi warna yang berbeda untuk memudahkan dalam penghitungan. Banyak schoty sudah ditemukan dengan angka-angka dan manik-manik per kolom, termasuk berbagai nomor manik-manik per kolom pada sempoa yang sama. Sempoa masih digunakan sampai sekarang. Sempoa tidak ternilai bagi banyak tunanetra, karena penempatan nilai dan penghitungan dapat dilakukan hanya dengan perasaan. Pedagang dan bankir di berbagai belahan dunia masih tergantung pada sempoa untuk bisnis mereka. Dan pada tahun 1979, Asosiasi Sempoa Cina didirikan. Mereka mengadakan ujian tahun 1984, dan memulai kompetisi di 1989. Dan sebagai alat pengajar aritmatika, itu memiliki nilai yang besar. Bahkan Forbes.com mencatat sempoa sebagai alat yang paling penting kedua sepanjang masa. Banyak bagian dunia mengajarkan sempoa mulai dari TK. Hal ini dirasakan oleh banyak orang bahwa belajar sempoa memperkuat pengertian seseorang tentang nilai angka dan membantu untuk lebih paham tentang keseluruhan angka. Ini juga sangat menyenangkan. from: http://webhome.idirect.com/~totton/abacus/pages.htm#Soroban1 this web is translated by me. thanks for reading.. :D

November 06, 2011

contoh laporan kimia

I. Tujuan: - Mengetahui proses elektrolisis pada larutan CuSO4 dengan elektroda karbon. - Mengetahui perubahan yang terjadi pada katoda dan anoda karbon. - Mengetahui proses elektrolisis pada larutan KI dengan katoda dan anoda karbon. II. Alat dan bahan: Alat yang digunakan dalam percobaan tentang reaksi elektrolisis ini adalah empat kabel yang dipasang dengan jepit buaya, sebuah tabung U dengan pipa samping, sebuah statif, dua buah pipet tetes bersih, dua buah gelas kimia 50mL, empat buah tabung reaksi dan rak, tiga buah baterai, dan sebuah kertas lakmus merah dan biru. Bahan yang digunakan percobaan ini adalah dua buah elektrode karbon (C), larutan CuSO4 1M, larutan KI 1M, larutan fenolftalein, dan larutan amilum. III. Landasan Teori: Suatu senyawa yang bersifat ionik dapat menjadi konduktor listrik saat senyawa meleleh atau dilarutkan dalam air. Ketika arus listrik dilewatkan pada senyawa ionik maka senyawa tersebut akan terurai melalui reaksi kimia. Proses ini dikenal sebagai elektrolisis. Sel tempat berlangsungnya proses elektrolisis disebut sel elektrolisis. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis, arus listrik (energi listrik) diubah menjadi energi kimia melalui reaksi redoks. Untuk aliran elektronnya, katoda merupakan kutub negatif, sedangkan anoda adalah kutub positif. a. Elektrolisis Lelehan Senyawa Pada elektrolisis ini dipakai elektroda inert (elektroda yang tidak ikut bereaksi). Adapun kation logam akan direduksi pada katoda dan anion dapat dioksidasi pada anoda. b. Elektrolisis Larutan Berair Apabila larutan dengan pelarut air dielektrolisis maka air (H2O) dapat teroksidasi pada anoda dan/atau tereduksi pada katoda. Persamaan setengah reaksi H2O pada larutan netral adalah: Katoda : 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq) Eo = -0,83 V Anoda : 2H2O(l) → O2(g) + 4H+(aq) + 4e- Eo = -1,23 V Untuk menentukan reaksi mana yang lebih disukai pada elektrolisis larutan maka harus dilihat ion mana yang paling mungkin untuk bergerak dari larutan. Hal ini berarti bahwa setengah reaksi dengan harga Eo paling positif adalah reaksi yang paling disukai atau reaksi yang lebih mudah berlangsung. Berbeda halnya apabila elektrolisis larutan berair dilangsungkan dengan elektroda yang reaktif. Sehubungan dengan hal di atas, perlu diperhatikan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan elektroda yang digunakan. Berikut adalah reaksi-reaksi yang mungkin terjadi pada katoda dan anoda: a. Reduksi pada Katoda Pada katoda terjadi reaksi reduksi terhadap kation, diantaranya: 1. Ion H+ direduksi menjadi H2. 2. Ion logam IA, IIA, Mn2+, dan Al3+ tidak direduksi, bagian yang mengalami reduksi adalah H2O. 3. Ion logam lain, selain IA, IIA, Mn2+, dan Al3+ direduksi menjadi logamnya. b. Oksidasi pada Anoda Pada anoda terjadi reaksi oksidasi terhadap anion, yaitu: 1. Anoda selain platina (Pt), emas (Au), perak (Ag), dan grafit (C) mengalami reaksi oksidasi. 2. Anion halogen, X- (F , Cl-, Br-, dan I-) mengalami oksidasi menjadi molekul halogen (X2). 3. Ion OH- dioksidasi membentuk H2O. 4. Anion sisa asam beroksigen (SO42-, PO43, NO3-, dan sebagainya) tidak dioksidasi, bagian yang mengalami oksidasi adalah H2O. IV. Langkah Kerja: 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Mengisi tabung U dengan larutan KI 1 M. 3. Memasang kabel dengan tiga buah baterai yang telah disediakan, kemudian menghubungkannya dengan elektroda Karbon (C). 4. Memasukkan elektroda Karbon (C) yang teraliri listrik ke dalam tiap sisi tabung U tersebut kemudian mengamatinya sebentar. 5. Mengambil larutan KI, dengan menggunakan pipet tetes sebanyak ± 1 cm, pada masing-masing tabung U. Larutan di ambil dua kali pada masing-masing sisi tabung U (di anoda dan katoda) sehingga ada empat tabung reaksi yang berisi larutan KI. 6. Meneteskan larutan amilum (dua sampai empat tetes) pada sepasang larutan KI di tabung reaksi tersebut dan mengamatinya. 7. Meneteskan larutan fenolftalein (dua sampai empat tetes) pada sepasang larutan KI di tabung reaksi yang tersisa dan mengamatinya. 8. Membersihkan alat yang telah digunakan kemudian mengeringkannya. 9. Memasukkan larutan CuSO4 1M ke dalam pipa U kemba li. 10. Memasukkan elektroda Karbon (C) yang dialiri listrik ke dalam tiap sisi tabung U tersebut kemudian mengamatinya. 11. Mencelupkan kertas lakmus pada tiap sisi tabung U. 12. Mencatat ke dalam sebuah laporan. V. Pembahasan: Cairan KI dalam ruang Perubahan selama elektrolisis Perubahan setelah ditambah fenolftalein Perubahan setelah ditambah amilum Anode Berwarna kuning, ada gelembung Menjadi kuning Menjadi biru tua Katode Berwarna ungu, ada gelembung Menjadi ungu Tidak mengalami perubahan warna Persamaan reaksinya adalah: KI(aq) → K+(aq) + I-(aq) K: 2H2O + 2e → H2 + 2OH- A: 2I- → I2 +2e 2KI + 2H2O + 2I- → 2K+ + H2 + 2OH- + I2 Reaksi yang terjadi pada larutan CuSO4 adalah adanya endapan Cu (tembaga) di katoda dan gas O2 di anoda, berdasarkan persamaan reaksi: CuSO4 → Cu2+ + SO42- K: Cu2+ + 2e → Cu(s) A: 2H2O → 4H+ + O2 + 4e 2CuSO4 + 2H2O → 2SO42- + 2Cu(s) + 4H+ + O2
Pada saat larutan CuSO4 dialiri arus listrik, tidak terjadi perubahan warna pada larutan dan terbentuk gelembung pada kedua elektrode. Pada saat dicelup dengan kertas lakmus, kertas lakmus biru berubah menjadi merah dan kertas lakmus merah tidak mengalami perubahan, maka diperkirakan zat yang terbentuk bersifat asam. Hal tersebut dikarenakan ion H+ yang terbentuk di anode. Pada saat larutan KI dialiri arus listrik, terjadi perubahan warna di anode menjadi kuning. Warna kuning ini terbentuk karena adanya endapan iodin yang terbentuk pada anode. Selain itu, terbentuk gelembung gas H2 pada katode yang berasal dari reaksi elektrolisis. Setelah ditetesi indikator fenolftalein, larutan KI tidak mengalami perubahan warna menjadi merah muda karena ion OH- yang terbentuk. VI. Kesimpulan: Berdasarkan hasil percobaan, larutan yang dielektrolisis, bahwa pada penggunaan larutan KI setelah dielektrolisis pada muatan di anode, yaitu terjadi perubahan warna menjadi kuning. Setelah itu cairan amilum diteteskan pada larutan KI yang telah dielektrolisis kemudian terjadi perubahan warna di muatan anode. Kemudian diteteskan kembali cairan fenolftalein di muatan anode dan katode, warna pada muatan anode larutan tidak mengalami perubahan warna, tetap berwarna kuning, sedangkan di katode larutan mengalami perubahan warna menjadi ungu. Ini membuktikan bahwa larutan yang dihasilkan bersifat basa dan mengandung amilum. Dari hasil percobaan tersebut, larutan yang dielektrolisis, bahwa pada penggunaan larutan CuSO4 setelah dielektrolisis pada muatan di anode, terjadi endapan Cu di katoda dan adanya gas O2 di anode. Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah reaksi elektrolisis akan bersifat asam atau basa pada katode maupun anode. Selain itu, reaksi elektrolisis KI juga akan menghasilkan endapan iodin yang dapat diuji dengan meneteskan larutan amilum pada larutan KI tersebut. VII. Analisis Data/Pertanyaan: 1. Zat apakah yang terjadi di ruang anode sebagai hasil elektrolisis? Jelaskan. Pada elektrolisis KI: KI(aq) → K+(aq) + I-(aq) K: 2H2O + 2e → H2 + 2OH- Jadi zat yang terbentuk adalah iodin (I¬2). A: 2I- → I2 +2e 2KI + 2H2O + 2I- → 2K+ + H2 + 2OH- + I2 Pada elektrolisis CuSO4: CuSO4 → Cu2+ + SO42- Jadi zat yang terbentuk adalah gas K: Cu2+ + 2e → Cu(s) Oksigen (O2). A: 2H2O → 4H+ + O2 + 4e 2CuSO4 + 2H2O → 2SO42- + 2Cu(s) + 4H+ + O2 2. Ion-ion apakah yang terdapat di ruang katode setelah elektrolisis? Jelaskan. Zat yang terbentuk di katode KI adalah H2 dan OH- sedangkan yang terbentuk di katode CuSO4 adalah Cu (tembaga). 3. Tulislah persamaan setengah reaksi yang terjadi pada: a. Katode. Pada katode KI: K: 2H2O + 2e → H2 + 2OH- Pada katode CuSO4: K: Cu2+ + 2e → Cu(s) b. Anode. Pada anode KI: A: 2I- → I2 +2e Pada anode CuSO4: A: 2H2O → 4H+ + O2 + 4e 4. Berikan penjelasan mengenai hasil elektrolisis tersebut. Berdasarkan hasil percobaan, larutan yang dielektrolisis, bahwa pada penggunaan larutan KI setelah dielektrolisis pada muatan di anode, yaitu terjadi perubahan warna menjadi kuning. Setelah itu cairan amilum diteteskan pada larutan KI yang telah dielektrolisis kemudian terjadi perubahan warna di muatan anode. Kemudian diteteskan kembali cairan fenolftalein di muatan anode dan katode, warna pada muatan anode larutan tidak mengalami perubahan warna, tetap berwarna kuning, sedangkan di katode larutan mengalami perubahan warna menjadi ungu. Ini membuktikan bahwa larutan yang dihasilkan bersifat basa dan mengandung amilum. Dari hasil percobaan tersebut, larutan yang dielektrolisis, bahwa pada penggunaan larutan CuSO4 setelah dielektrolisis pada muatan di anode, terjadi endapan Cu di katoda dan adanya gas O2 di anode. 5. Kesimpulan apakah yang dapat ditarik setelah melakukan kedua percobaan elektrolisis di atas? Kesimpulan yang dapat diambil adalah reaksi elektrolisis akan bersifat asam atau basa pada katode maupun anode. Selain itu, reaksi elektrolisis KI juga akan menghasilkan endapan iodin yang dapat diuji dengan meneteskan larutan amilum pada larutan KI tersebut.

November 03, 2011

penjumlahan dan pengurangan dasar satu digit sempoa

Metode sempoa merupakan metode yang amat praktis. Hal awal yang harus diingat adalah sempoa dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas, yang terdiri dari satu manik, dan bagian bawah yang terdiri dari empat manik-manik. Manik-manik bawah bernilai satu, sedangkan manik atas bernilai lima. Kayu diantara manik-manik atas dan bawah disebut tiang. Nama tiang biasanya dimulai dari tengah ke kiri (tiang pertama, tiang kedua, dan seterusnya). Nama tiang berguna untuk nilai satuan (tiang pertama = satuan, tiang kedua = puluhan, tiang ketiga = ratusan, dan seterusnya). Metode menghitung menggunakan sempoa dapat digunakan dengan satu atau dua tangan. Untuk metode sempoa satu tangan, tangan kiri biasa digunakan untuk menggenggam sempoa dan tangan kanan yang menaikkan dan menurunkan manik-manik sempoa. Sedangkan dengan metode dua tangan, tangan kanan dan tangan kiri sama-sama bekerja untuk menaikkan dan menurunkan manik-manik. Namun metode satu tangan yang lebih umum digunakan sekarang ini. Ketika kita ingin membuat nilai satu, cukup dengan menaikkan satu manik di bawah dengan menggunakan ibu jari. Ketika jumlah manik di bawah sudah tidak cukup dan bernilai lebih dari empat, maka kita dapat menurunkan manik atas dengan menggunakan jari telunjuk dan menurunkan sebagian manik-manik bawah dengan menggunakan ibu jari secara bersamaan. Jumlah manik-manik bawah yang harus diturunkan harus sesuai dengan pengaturan "persamaan” nilai yang ingin ditambahkan: 1. persamaan 1 = 4 2. persamaan 2 = 3 3. persamaan 3 = 2 4. persamaan 4 = 1 Ketika jumlah manik-manik di bawah empat, dan kita ingin menambah satu, kita harus secara bersamaan menurunkan empat jumlah manik-manik dan menurunkan manik atas, sehingga akan didapatkan nilai lima. Ketika jumlah manik-manik di bawah empat, dan kita ingin menambah dua, kita harus menurunkan tiga manik-manik bawah bersamaan dengan menurunkan manik atas, sehingga akan diperoleh nilai enam, dan seterusnya. hal yang sama juga dapat digunakan dalam pengurangan. hanya saat mengurangi, yang harus kita ingat adalah, kita menurunkan manik dengan menggunakan jari telunjuk. manik atas maupun manik bawah. misalnya, ketika di manik-manik bawah ada satu manik dan di atas ada satu manik (atau bernilai enam) dan kita ingin menguranginya dengan empat, yang harus kita lakukan adalah mengingat persamaan "teman baik" tadi dan menaikkan satu manik di bagian bawah dengan menggunakan ibu jari dan menaikkan manik di atas dengan menggunakan jari telunjuk secara bersamaan. saya akan melanjutkan cara penggunaan sempoa ini di lain kesempatan.. :D selamat mencoba..

mental aritmatika dan sempoa

Mental aritmatika terdiri dari dua kata, yaitu mental dan aritmatika. Mental merupakan kata sifat yang berasal dari bahasa inggris yang berarti sesuatu yang berkaitan dengan jiwa, batin, dan rohani. Dalam arti luas, bisa dikatakan sesuatu yang abstrak. Kemudian aritmatika berasal dari bahasa Yunani aritmatike, yang berasal dari dua kata, yaitu aritmos yang berarti angka/bilangan dan techne yang berarti ilmu pengetahuan. Dalam bahasa inggris kata ini menjadi arithmetic yang berarti ilmu hitung atau dalam bahasa arab sering kita sebut dengan hisab, yaitu cabang dari matematika yang berkenaan dengan sifat dan hubungan bilangan-bilangan nyata dan dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. (Dali S Naga, 1980)
Jadi mental aritmatika dalam pengertian ini adalah ilmu hitung di luar kepala. Perhitungan mental aritmatika terdiri dari perhitungan hanya menggunakan otak manusia, tanpa bantuan dari kalkulator, komputer, atau pena dan kertas. Orang menggunakan perhitungan mental ketika alat komputasi tidak tersedia, ketika lebih cepat dari cara perhitungan lain (misalnya metode konvensional seperti yang diajarkan di lembaga pendidikan), atau dalam konteks kompetisi. Perhitungan mental aritmatika biasanya digunakan dengan teknik-teknik khusus yang dirancang untuk masalah tertentu. (en.wikipedia.org)
Salah satu alat yang digunakan dalam belajar mental aritmatika adalah sempoa. Sempoa sudah ada sekitar 2400 SM di Babilonia. Kata sempoa berasal dari Cina (Suan-pan), belakangan alat ini lebih terkenal dengan nama sempoa, sebagai alat hitung yang berasal dari Cina (Tiongkok), yaitu sekitar tahun 300 SM. Dalam bahasa inggris, sempoa dikenal dengan abacus. Kata abacus sendiri berasal dari bahasa latin abakos yang bersumber dari kata abax yang berarti tabel perhitungan. Sedangkan di Jepang, sempoa dikenal dengan nama soroban. Alat ini banyak digunakan oleh para pedagang karena sangat memudahkan dalam perhitungan.
Mental aritmatika merupakan suatu ilmu yang mempelajari cara berhitung (tambah, kurang, kali, dan bagi) melalui alat yang dinamakan sempoa, kemudian dalam perkembangan selanjutnya operasi hitungan cukup dibayangkan secara mental di dalam otak seperti menggerakkan sempoa. Sehingga ketika sudah mempunyai kemampuan seperti ini, akan mampu menyelesaikan soal perhitungan dalam tempo yang lebih cepat dari kecepatan kalkulator. (id.wikipedia.org)